Kekuatan Hati Wanita

Saya Dimadu Tiga


Perawakannya tegap, tidak memperlihatkan kelembutan sedikitpun. Bahasanya pojok kampung, yang membuat orang risih membacanya, termasuk salah satunya saya. Tapi dibalik itu semua, kelembutan hatinya yang luar biasa, membuatku salut dan takjub.
Berawal dari pertemanan di FB, dia saya ajak berteman karena dia salah satu alumni sma di surabaya, teman dari Abu Maulana. Saya dikonfirmasi, tapi tak ada kata2 salam kenal sedikit pun.
Suatu ketika dini hari jam 01.33, dia menyapa saya
Dia : "Assalaamualaikum Ummi..."
dan saya tahunya setalah sholat pas jam 03.16, saya jawab : "Waalaikum salam"
Dan diapun menjawab setelah kegiatan pagi jam 05.53 : "Maaf, njenengan istri p Hamidy Warits ya?"
Saya : "Injih"
Dia : "Salam kenal Ummi..., saya teman sekolah waktu SMA"
Saya : "Injih, sami2. Barokallah..., semoga kita dikumpulkan dalam majelis ilmu yang Allah ridloi. Mohon maaf kalau saya ada salah tulis, karena kalau salah kata tidak mungkin, .... wong kita belum pernah ketemu."
Dia : "Tidak ada yang salah kok Ummi. Ya walo kita dipertemukan di dunia maya, tapi semoga silaturahmi ini tetap terjaga"
Percakapan sementara saya tutup, karena persiapan anak2 akan berangkat sekolah, pas jam 06.08 dengan gambar jempol tangan, dan Dia pun menjawab ; "Saya sedikit curhat untuk pencerahan hati agar tetap ikhlas".
Hati saya selalu berdebar jika ada orang yang mau curhat. Anak-anak sudah berangkat sekolah, dan saya pun juga. Setelah sampai di tempat aktifitas saya, saya buka lagi HP setelah menyapa semua assatid dan anak-anak.
Saya : "Monggo, mudah-mudahan manfaat"
"Saya panggil Jeng gak papa ya, kalau teman suami, pasti lahirnya tahun 72 atau 73. Dipikirkan dulu ngge kalau mau curhat, njenengan belum kenal saya soalnya. Takutnya saya gak amanah".
Mungkin saat saya tulis itu, Dia ada kesibukan dan baru dibuka jam 09.06.
Dia : "Betul Ummi...saya kelahiran 72. Ya sudah saya pikirkan...., amanah ato tidak yang penting gak sebut nama pelakunya. Kenapa tujuan saya ke Ummi..., karena ummi untuk urusan agama ada di atas saya, dan saya ingin mendapatkan siraman rohani dan nasehat Islam dari Ummi".
Dengan hati berdebar saya tulis :"Bisa aja, monggo sudah kalau njenengan sudah yakin."
Dia : "OK Ummi...sebelumnya terimakasih....tapi ntar biar saya rileks ya.... Intinya saya mau curhat..., saya dimadu tiga oleh suami".
Spontan saya jawab dg tulisan :"Allahu Akbar", semakin bergetar hati saya.
Dia : "Semua pasti tercengang..., tapi ini kenyataan hidup yang saya alamin. Dan suami saya seorang TNI. Madu satu saja sakit ya Ummi..., ini lebih."
Dengan memberanikan diri saya bertanya :"Njenengan istri ke berapa?"
Dia : "Saya istri sah, ..Pertama dan nikah kantor...
Saya :"Terus apa yang njenengan keluhkan Jeng?"
Dia : "Kalau untuk mengeluh mungkin sudah karatan dan air mata habis... Itu terjadi waktu perkawinan saya mencapai 9 tahun dan sekarang usia perkawinan 21 tahun. Saya tidak pernah ngomelin perempuan yang dinikahi suami, apalagi nyamperin ke rumahnya, untuk nafkah suami tanggung jawab. Saat ini saya ikhlas ridlo lahir batin dan saya sekarang komunikasi dengan istri kedua. Untuk yang ketiga sudah dicerai karena ingin menguasai suami sepenuhnya. Ortu saya tidak tahu sampe detik ini. Teman saya hanya Allah...saya curhat dengan Allah. Saya hanya mencari ladang amal dari dosa masa lalu."
Saya terpesona dengan ungkapannya dan berusaha menenangkan hati saya tulis : "Apa yang njenengan lakukan sudah tepat. Fitrohnya lelaki itu mencintai lebih dari 1 orang. Njenengan adalah wanita pilihan, akan semakin bagus kalau terus mendekat kepada Allah."
Dia : "Ya Ummi.... " "Kenapa ya Ummi...Suami gak mau melepaskan saya?"
Saya : "Karena suami njenengan cinta, dan tahu kelebihan pada njenengan tidak ada pada wanita yang lain. Saya salut pada njenengan, bisa melewati ini, meski awalnya sakit. Lebih baik cari teman dalam kumpulan pencari Ilmu Allah. Kita kuatkan hati. Apalagi seorang ibu adalah madrasah pertama anaknya. Jangan bersedih di depan anak. Selamat meraih surga."
Dia : "Matur nuwun Ummi atas jawabannya, adem hati saya."


Lumajang, 28 Agustus 2017

Ummi Fitri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEPARUH JIWAKU HARUS KULEPAS

Anak madunya, dia ambil